Jakarta – Pola komunikasi pemerintah selama ini terkesan kaku, membosankan alias bikin bete. Karenya, kebiasaan itu harus diubah sesuai dengan perkembangan tehnologi komunikasi yang menyertainya. Strategi yang ditempuh adalah menyajikan informasi dengan cara santai, ringan namun tidak mengurangi substansi. Langkah ini ditempuh oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan cara memperkuat fungsi kehumasan.
Guna mendorong diseminasi hasil kajian lebih luas kepada masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ingin memperkuat fungsi kehumasannya. Langkah tersebut dilakukan dengan menggelar Workshop Pengelolaan Data dan Publikasi secara hybrid pada Rabu, 8 Februari 2022.
Hadir langsung dalam acara tersebut, Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Badan Litbang Kemendagri Eko Prasetyanto, yang didampingi Sekretaris Badan Litbang dan Para Kepala Pusat Litbang. Selain itu bertindak sebagai narasumber, CEO Media Garda Bangsa Dedi Junaidi dan diikuti seluruh aparatur di lingkungan Badan Litbang Kemendagri secara virtual.
Dalam sambutannya, Eko meminta seluruh jajarannya agar menyebarluaskan hasil kajian yang selama ini dilakukan melalui berbagai kanal media sosial. Hal ini bertujuan agar masyarakat mengetahui isu-isu terkini seputar pemerintahan dalam negeri. Selain itu, dirinya juga meminta agar seluruh jajaran pegawai di lingkup Badan Litbang Kemendagri mulai mempelajari teknis publikasi. Mengingat saat ini keterbukaan informasi publik sangat dibutuhkan.
“Diharapkan Bapak dan Ibu juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat saat membuat konten publikasi. Mari kita terus sebar luaskan kerja-kerja kita kepada masyarakat,” ujar Eko.
Sementara itu, CEO Media Garda Bangsa Dedi Junaidi menyampaikan komitmennya untuk dapat bersinergi dengan Badan Litbang Kemendagri. Dirinya mengaku siap bekerja sama dalam menghasilkan kualitas publikasi yang lebih baik.
“Kami ingin kinerja dari Kemendagri dapat lebih diketahui oleh masyarakat,” katanya.
Dedi menambahkan, pihaknya sejauh ini telah membuat berbagai konten edukatif dan kreatif untuk masyarakat. Upaya ini bertujuan untuk menyampaikan kerja-kerja dari setiap komponen di lingkup Kemendagri agar dapat diketahui oleh masyarakat.
“Bahasa komunikasi pemerintah seringkali sulit dipahami masyarakat. Karenanya perlu menyusun strategi konten yang ringan dan mudah dimengerti,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, masyarakat era sekarang, utamanya generasi millenial (lahir tahun 1980-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1995-2012) cenderung berkomunkasi menggunakan media seperti WhatsApp, Viver, Facebook, Instagram, TikTok dan lainnya. Dan, kebiasaan mereka juga tidak mau membaca atau menonton panjang-panjang dan lama.
Sebuah penelitian mengungkap, persentase generasi millennial di Indonesia mencapai 25,87 persen. Adapun persentase generasi Z lebih tinggi lagi, yakni 27,94 persen.
Generasi millenial dan generasi Z sangat gandrung dengan dunia teknologi berbasis digital. Penggunaan gadget merupakan bagian dari lifestyle mereka yang fun dan interaktif. Pemanfaatan teknologi yang instan telah memudahkan beragam aktivitas generasi millenial dan Z ini.
Maka, apa yang kini disampaikan oleh Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Badan Litbang Kemendagri Eko Prasetyanto sangat sesuai dengan perkembangan zaman guna meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ragam kebijakan dan isu-isu terkini seputar pemerintahan dalam negeri.