Jakarta - Dulu ketika orang menyaksikan tayangan berita pemerintahan, terkesan membosankan. Tapi kini, menonton berita pemerintahan dari media internal mereka serasa menonton di televisi publik, asyik dan menyenangkan. Kalau tak percaya, saksikan saja tayangan berita Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di BPSDM TV KEMENDAGRI.
Di era digital ini, tampaknya memang sudah seharusnya pemerintah menyesuaikan dengan perkembangan. Tampaknya, hal ini yang ditangkap oleh Kemendagri melalui BPSDM.
Baru-baru ini, BPSDM menyosialisasikan Sistem Informasi Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) terpadu berbasis cloud. Pengembangan aplikasi ini merupakan wujud transformasi digital untuk mempercepat dan memudahkan kinerja aparatur.
Adapun sosialisasi ini ditujukan kepada pejabat internal BPSDM Kemendagri, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional, Balai Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar, sebelum nantinya akan di-launching secara nasional.
Sosialisasi Sistem Informasi Pengembangan SDM terpadu berbasis cloud tersebut dipublikasikan oleh BPSDM sendiri melalui BPSDM TV KEMENDAGRI.
Tak membosankan, tayangan BPSDM TV KEMENDAGRI ini mampu menahan jari untuk tak memencet tombol stop. Bahkan, mata tak berkedip saat terlihat seorang wanita cantik membacakan beritanya.
Kembali kepada sosialisasi Sistem Informasi Pengembang SDM terpadu, Kepala BPSDM Kemendagri Teguh Setyabudi mengatakan pembangunan sistem berbasis cloud ini bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
“Pembangunan sistem berbasis cloud ini bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),” kata Teguh Setyabudi dalam tayangan BPSDM TV KEMENDAGRI.
Teguh mengatakan, sistem yang telah disiapkan selama setahun ini bersifat umum dan terbuka. Sistem tersebut dirancang untuk melakukan beberapa fungsi pengembangan kompetensi, seperti Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi, Kalender Diklat, Registrasi Online, LMS, KMS, e-sertifikat, Data Alumni, Data Pengajar, Data Perlengkapan PK.
“Seluruh aparatur harus paham dulu bagaimana mengisi sistem ini. Oleh karena itu dibutuhkan semangat, energi, dan mindset yang baru,” ucap Teguh.