Sarang Walet, Produk Unggulan BNPP dari Kabupaten Sambas Jadi Perhatian Mentan

Tue 04-Jan-2022 12:09:00 | POLITIK DAN UMUM | Admin
Sarang Walet, Produk Unggulan BNPP dari Kabupaten Sambas Jadi Perhatian Mentan

Jakarta - Indonesia memiliki banyak tempat yang sangat berpotensi untuk budidaya tanaman porang dan sarang burung walet. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian akan segera mengembangkan, mengakselerasi lebih kuat dari hulu ke hilir. Hal tersebut disampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo saat memberikan keterangan pers bersama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi usai mengikuti Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membahas pengembangan budidaya sarang burung walet dan tanaman porang, Rabu (04/05/2021), di Jakarta.

Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sarang burung walet dan tanaman porang merupakan komoditas andalan dan komoditas masa depan Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya akan mengupayakan produksi yang maksimal dari komoditas tersebut.

Kementan juga akan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian serta Kementerian Perdagangan untuk hilirisasi serta pemasaran komoditas yang diminati dunia tersebut.

“Kementan akan menjaga itu, akan mencoba berproses lebih maksimal dibudidayanya sampai dengan produktivitas, yang kemudian tentu produktivitas itu berakhir dan dihilirisasi dengan bagaimana melakukan proses-proses pengolahan lanjutan yang bersama Menteri Perindustrian, dan kemudian marketplace atau pengaturan-pengaturan tentang perdagangannya, termasuk ekspornya akan bersama-sama dengan Menteri Perdagangan,” ujarnya.

Lebih rinci, pihaknya akan mengasistensi atau melakukan pembinaan teknis kepada para petani tanaman porang dan sarang burung walet. Juga akan melakukan pengelompokan atau pengklasteran daerah dan pengelompokan produsen.

“Kalau burung walet tentu itu berkaitan dengan rumah walet, kemudian processing awal walet, dan rumah processing akhir untuk sampai pada proses-proses industrinya,” ujarnya.

Dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip dari setkab.go.id, (4/5), Mentan menyampaikan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan agar upaya untuk meningkatkan produksi dua komoditas ini berpihak kepada rakyat. Segala regulasi yang akan dibuat tidak boleh justru menghambat para petani dan industri dalam negeri.

“Saya selaku Mentan akan bersama-sama dengan Mendag sepenuhnya untuk mencoba melakukan upaya-upaya maksimal, memberikan ruang bagi petani porang dan tentu petani rumah burung walet agar besok kita mendapatkan nilai-nilai ekspor yang lebih banyak bagi kepentingan negeri dan kepentingan rakyat,” pungkas mantan gubernur Sulawesi Selatan itu.  

Terkait sarang burung walet, Tim MDNNews menemui banyak sekali terdapat komoditas ini di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Sepanjang jalan antara pusat Kota Sambas menuju PLBN Aruk, hingga menuju Pantai Temajuk selalu saja ada rumah-rumah walet. Rumah-rumah walet ini ada yang dibangun dari bahan beton dan ada pula dari bahan kayu. 

Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Muhammad Munsif mengatakan bahwa sarang burung walet (SBW) setahun terakhir ini menjadi sebuah primadona, demikian dikutip dari pontianak.tribunnews.com, (16/4). Ternyata Dubes RI di Tiongkok mengkonfirmasi bahwa konsumen terbesar walet dunia adalah China dan mayoritas 90 persen di ekspor dari Indonesia.

“Kita menjadi bagian penting untuk sarang burung walet ini. Di Kalbar untuk produksi selama ini ada 5 perusahaan besar di Kalbar yang berada di Ketangan sebanyak 2 perusahaan, Kota Pontianak dua perusahaan dan 1 perusahaan di Sambas, ujarnya.

Sarang burung walet ini berpotensi menjadi salah satu produk unggulan komoditas perbatasan, seperti Sambas, untuk tujuan ekspor tak saja ke China, tapi negara lainnya. Kabupaten Sambas, tempat banyaknya rumah-rumah budidaya walet ini termasuk wilayah perbatasan yang pengembangan ekonominya sedang digencarkan oleh BNPP (Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan) seiring dengan diterbitkannya Inpres no 1/2021 dimana PLBN Aruk di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas menjadi salah satu pilot proyek disamping Motaain NTT dan Skouw Papua.

Leave Your Comments